Keyakinan yang Gugur

Sedih dan kecewa. Rasa yang tak perlu ada di hatiku waktu itu. Waktu yang hampir pudar dari ingatan. Waktu yang telah lama terlewati. Waktu yang tak perlu dikenang, namun sukar terlupakan. Waktu itulah yang telah mengajarkanku akan arti sebuah keikhlasan dan kesabaran hati. Seharusnya aku sadar akan keadaan diriku. Seharusnya aku tidak memaksakan semuanya atas kehendakku. Seharusnya, aku lebih sabar menunggu ini semua. Ternyata aku belum siap untuk semua ini. Aku telah salah melangkah untuk ini semua.

Pahitnya kesendirian yang sedang kurasakan saat itu, membuatku telah memaksakan kehendakku untuk tidak sendiri lagi. Aku memohonkan diriku untuk dianugerahi seorang teman khusus, kekasih hati maksudnya. Aku terus mencoba dan berusaha. Namun, tak kudapati apapun. Bukan kekasih hati yang kudapatkan, melainkan teman dan sahabat. Aku hanya bisa menunggu dan berharap. Tidak kurang dari enam tahun aku menanti dan hanya berakhir hampa.

Aku mulai bosan dengan itu semua. Tumbuh keyakinan yang terus mengeras dalam hatiku. “Aku harus mendapatkan seorang kekasih, harus!” Sehingga akhirnya, semangatku serasa membakar seluruh tubuh. Aku yakin akan kemampuanku saat itu. Kemampuan untuk menghadapi seluruh resiko yang nantinya akan mungkin kualami saat permohonanku terjawab. Keyakinan itu membuatku mengharuskan untuk permohonanku terjawab. Terjawab secepatnya. “Semua akan baik-baik saja, akan kuatasi semuanya seorang diri, apapun itu.” Itulah seruan hatiku.

Ternyata keyakinan hati yang luar biasa dapat mempercepat terjawabnya permohonan. Pelajaran yang kudapatkan saat itu. Bahagia hatiku tak kuasa kugambarkan. Kekasihku sangat sempurna, hilang sudah sunyi dan gundah dalam hatiku. Sekarang aku bersama kasihku, aku bersama cintaku. Kuucap selamat tinggal pada kesendirian dan selamat datang pada hari-hari yang indah. Mentari bersinar begitu cantik kurasakan, lebih cantik dari sebelumnya. Pagi hari semenjak semua itu, kurasakan begitu sejuk. Tiada hari-hari kulewati tanpa senyum dan tawa.

Tapi, sejak waktu itu, dalam hidupku mulai berlaku “Tak ada sesuatu yang abadi di dunia.” Aku mulai merasakan ujian-ujian cinta. Jalanku yang tadinya mulus dan nyaman, sekarang menjadi penuh tikungan dan batu-batu kecil yang cukup mengganggu. Aku tak mampu memberikan keterbaikan untuk kekasihku. Tetapi, dia selalu memberikan yang terbaik untukku, itu yang kurasakan. “Apakah pantas, jika aku disebut sebagai kekasih?” Pertanyaan yang selalu muncul dalam perasaanku.

Ingin rasanya mewujudkan semua yang menjadi keinginan kekasihku. Tapi, keadaanku yang menghalanginya, keadaanku tak memungkinkan untuk mewujudkan semua keinginannya. Bahkan aku tak mampu memberikan apapun saat dia merayakan ulang tahun. Hanya beberapa bait puisi yang saat itu menjadi kadoku. Hatiku semakin menderita saat kutahu dia menerima kado istimewa dari mantan kekasihnya. Mantan kekasih yang kiranya lebih baik dariku, dalam segalanya. Kado itu seperti terikat pada sebuah anak panah yang selanjutnya melesat dari busurnya dan tepat mengenai urat maluku
Tak kudengar satupun jawaban darinya saat kutanya tentang kado istimewa itu. Hatiku serasa tersayat. Namun, aku bersyukur, semuanya masih dapat kusembunyikan dengan sebuah senyum. Senyum yang sebenarnya cukup sulit untuk dilahirkan, sehingga terasa begitu menyakitkan. Bersama dengan senyumku, mungkin urat maluku telah benar-benar putus.

Baru saja aku sadari, ternyata aku belum cukup siap untuk menjalin suatu hubungan khusus. Resiko pertama yang kuhadapi sebagai ganti atas terjawabnya permohonanku. Mungkin aku seorang pengecut, karena keyakinanku telah gugur hanya sampai di sini. Keyakinan untuk dapat menghadapi semuanya seorang diri. Saran terlambat bermunculan di benakku, “Seharusnya, aku tak memaksakan kehendak.” Air mataku mengucur begitu deras, “Seharusnya permohonanku tak perlu terjawab.” Dengan begini, aku hanya menyusahkan orang lain. Aku hanya menambah beban kekasihku, kekasih yang begitu kusayangi.

Inilah rencana Tuhan, indah pada saatnya. Mungkin, seharusnya terdapat rencana manis di balik tak terjawabnya permohonanku. Tapi keyakinan dan nafsuku telah menggagalkan rencana manis itu. Tuhan lebih tahu tentang apa yang seharusnya kita dapatkan. Semua telah tersusun rapi di sana. Benih kesabaran akan tumbuh menjadi pohon ketabahan yang rindang dan akhirnya berbuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang mutlak menjadi hak kita. Kini, aku hanya bisa menjalani semuanya dan berusaha untuk menjadi lebih baik.

Jangan pernah protes atau ngotot hanya demi mendapatkan sesuatu. Betapa indahnya dan betapa perihnya rencana Tuhan, tak pernah terbayangkan oleh kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bagaimana Jika Cinta Segi Tiga?

Perjuangkanlah cinta, karena cinta pantas untuk diperjuangkan! Sebuah kalimat yang dapat menambah semangat kita dalam upaya mengejar pujaan hati. Memang sih, cinta itu pantas untuk diperjuangkan, tidak terkecuali untuk cinta segi tiga. Hah? Cinta segi tiga? Ya betul. Kenapa cinta seperti itu juga harus diperjuangkan? Bukankah dengan begitu kita akan menjadi pihak ketiga yang sangat mengganggu dan merugikan?

Cinta adalah suatu perasaan yang timbul tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dan satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa cinta tak bisa dicegah dengan cara apapun. Bukan hanya dicegah, tetapi cinta juga tidak bisa dibuat dan dipaksa. Cinta buatan, ada. Tapi tidak akan tahan lama, karena sebenarnya cinta buatan hanyalah mempengaruhi perasaan seseorang saja yang dengan sendirinya juga akan berubah atau hilang sesuai perkembangan dirinya sendiri. Tapi, apakah perjuangan yang berlangsung di dalam sebuah cinta segi tiga juga akan berhasil? Rasanya nggak mungkin deh.
Eeits, jangan salah. Tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil jika dilakukan dengan sepenuh hati. Masa’ sih? Iya bener kok, memang sih kita suka jengkel atau yaah,ngerasa gimana gitu kalo seseorang yang sedang singgah di hati kita sudah dimiliki oleh orang lain. Tapi jangan berkecil hati, nggak ada yang melarang kok untuk berusaha merebut hati sang pujaan yang telah bersama orang lain, asalkan mereka belum ada ikatan secara resmi loh, bahasa kerennya “menikah” gitu… tapi kalau hal ini kita lakukan, kita cuman dianggap sebagai perusak hubungan atau penjahat cinta. Trus cara lain gimana dong? Ya nggak ada, ini adalah cara satu-satunya. Emangnya kita mau gimana lagi? Udah nggak ada cara lain lagi kan, selain memperjuangkan cinta di dalam sebuah cinta itu? Kalau kita mau nunggu mereka putus, kelamaan.

Tidak ada yang bisa memastikan kalau di antara mereka ada cinta yang saling terbalas. Kenyataannya masih banyak pasangan yang menjalin hubungan, maksudnya pacaran, tapi ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Dari pihak cewek mau nerima cinta cowoknya Cuma karena alasan kasihan, nggak mau nyakitin hatinya, daripada nggak punya dan masih banyak lagi. Sehingga kalau kita memang mempunyai perasaan cinta terhadap seseorang, perjuangin aja. Satu hal yang perlu diingat baik-baik, sebaiknya orang yang mau kita kejar bukanlah pacar teman dekat kita, jangan sampai usaha kita yang belum tentu berhasil ini membuat hubungan kita dengan teman dekat kita menjadi morak-marik.

Kalau memang kita serius dan yakin dengan keputusan kita ini, siapa tahu ternyata dia juga menyimpan perasaan kepada kita. Dengan begini kita akan membuatnya seneng, tapi juga akan membuat orang lain menjadi sedih. Hal seperti ini boleh dilakukan, asalkan sebelumnya kita memikirkan dengan matang betul. Sebelum menjalankan keputusan kita yang seperti ini, niat kita harus dilandasi rasa yang tulus untuk menjalin hubungan dengannya. Jangan berdasar pada niat-niat yang kurang baik, misalnya hanya untuk sekedar merusak hubungan orang lain, menunjukkan kepada orang lain bahwa kita hebat karena bisa merebut pacar orang lain dan niat untuk balas dendam dengan orang lain yang pernah menyakiti kita. Tidak perlu kita membalasnya, pasti juga akan ada hukuman untuknya kok.

Eh, terus kalau niat kayak gini dijalanin apa ada hukumannya ya? Kalau niat kita benar-benar tulus, kemungkinan besar tidak akan ada hukuman, karena kita juga tahu bahwa perasaan cinta kita padanya yang memang membuat kita melakukan semua ini bukanlah keinginan kita. Perasaan ini datang dengan sendirinya tanpa diminta dan diberikan oleh siapapun. Dan yang jelas, perasaan ini bukan perasaan buatan belaka.

Nah, gimana? Semoga bermanfaat.
Buat temen-temen yang pengen gabung, dipersilakan,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS